Pariwisata - Candi Jabung
Candi Jabung
Di Kota
Probolinggo juga terdapat peninggalan Sejarah yaitu berupa Candi . Salah satunya yaitu Candi Jabung . Candi Jabung terletak di Desa
Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.
Candi ini pernah disebut dalam kitab babad Nagarakrtagama, khususnya pada
bagian yang memaparkan perjalanan raja Hayam Wuruk (Rajasanagara). Rajasanagara
dikenal sebagai salah seorang raja yang “memperhatikan” berbagai bangunan
pemujaan untuk para leluhurnya, yang terserak di berbagai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perjalanan Rajasanagara tak
ubahnya perjalanan yang dilakukan oleh para sejarawan atau para arkeolog masa
kini, ketika melakukan penelitian atau peninjauan. Candi Jabung yang di
tahbiskan sebagai bangunan suci dengan nama
Bajrajinaparamitapura , dalam Nagarakertagama
disebut Candi Kalayu, sementara
dalam Kitab Pararaton disebut Candi Sajabung, merupakan bangunan suci
untuk pemujaan bagi tokoh wanita keluarga Hayam
Wuruk, bernama Braha Gundal,
didirikan pada pertengahan abad XIV
Masehi, dimana kepemimpinan dwi tunggal Hayam Wuruk dan Maha Patih
Gajah Mada / Putra Mada.
Makna Keagamaannya di Jawa Timur lah faham-faham keagamaan Hindu dan Budha mengalami sinkretisme. Dewa Agung, apakah itu Siwa atau Budha, dijelmakan dalam berbagai bentuk yang berlainan satu dengan lainnya. Kecenderungan penyatuan ini kemudian lambat laun terjelmakan pula dalam seni bangunan. Karena itu pula, seringkali gelar-gelar raja merupakan gabungan istilah yang terdapat di kedua agama tersebut, termasuk pula bagi istilah pemakamannya.
Sebagai contoh, setelah mati, Krtanagara dianggap pulang ke Jinendralaya karena raja ini dianggap sebagai seorang Jina, tetapi sekaligus pula disebutkan moteng ing Civabuddhalaya. Demikian pula misalnya Wisnuwardhana disebut meninggal dan dimakamkan di Wareli (Waleri?) sebagai Civa dan Jajaghu (Candi Jago) sebagai Amoghapaca.
Mengingat bahwa tradisi perawatan jenazah pada kepercayaan Hindu maupun Buddha dan kremasi (pembakaran) sementara abunya dibuang di sungai/laut, maka dalam menyebut kematian dan pemakaman dikenal berbagai istilah ganda, seperti lumah ri (yang dimakamkan di), mokteng (yang moksa di) atau lina ri (yang meninggal di).
0 komentar