This is ............

© RAM 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Pariwisata - Candi Jabung

Candi Jabung


Di Kota Probolinggo juga terdapat peninggalan Sejarah yaitu berupa Candi . Salah satunya yaitu  Candi Jabung . Candi Jabung terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. Candi ini pernah disebut dalam kitab babad Nagarakrtagama, khususnya pada bagian yang memaparkan perjalanan raja Hayam Wuruk (Rajasanagara). Rajasanagara dikenal sebagai salah seorang raja yang “memperhatikan” berbagai bangunan pemujaan untuk para leluhurnya, yang terserak di berbagai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perjalanan Rajasanagara tak ubahnya perjalanan yang dilakukan oleh para sejarawan atau para arkeolog masa kini, ketika melakukan penelitian atau peninjauan. Candi Jabung yang di tahbiskan sebagai bangunan suci dengan nama Bajrajinaparamitapura , dalam Nagarakertagama disebut Candi Kalayu, sementara dalam Kitab Pararaton disebut Candi Sajabung, merupakan bangunan suci untuk pemujaan bagi tokoh wanita keluarga Hayam Wuruk, bernama Braha Gundal, didirikan pada pertengahan abad XIV Masehi, dimana kepemimpinan dwi tunggal Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada / Putra Mada.

Makna Keagamaannya di Jawa Timur lah faham-faham keagamaan Hindu dan Budha mengalami sinkretisme. Dewa Agung, apakah itu Siwa atau Budha, dijelmakan dalam berbagai bentuk yang berlainan satu dengan lainnya. Kecenderungan penyatuan ini kemudian lambat laun terjelmakan pula dalam seni bangunan. Karena itu pula, seringkali gelar-gelar raja merupakan gabungan istilah yang terdapat di kedua agama tersebut, termasuk pula bagi istilah pemakamannya.

Sebagai contoh, setelah mati, Krtanagara dianggap pulang ke Jinendralaya karena raja ini dianggap sebagai seorang Jina, tetapi sekaligus pula disebutkan moteng ing Civabuddhalaya. Demikian pula misalnya Wisnuwardhana disebut meninggal dan dimakamkan di Wareli (Waleri?) sebagai Civa dan Jajaghu (Candi Jago) sebagai Amoghapaca.

Mengingat bahwa tradisi perawatan jenazah pada kepercayaan Hindu maupun Buddha dan kremasi (pembakaran) sementara abunya dibuang di sungai/laut, maka dalam menyebut kematian dan pemakaman dikenal berbagai istilah ganda, seperti lumah ri (yang dimakamkan di), mokteng (yang moksa di) atau lina ri (yang meninggal di).

0 komentar