Aku dan Ceritaku...
Mungkin
sebuah cerita akan menjadi kenangan yang mahal harganya dan jika di biarkan
akan mudah untuk di lupakan. begitu juga cerita yang akan ku ungkapkan berikut
ini. Berawal dari Masa MOS Sekolah Menengah Pertama dan Berpapasan di sebuah
tempat yang terdapat di Kota Jember. Entah dari mana dan siapa yang terlebih
dahulu melihat tapi yang jelas aku tahu bahwa dia yang memakai kaca mata hitam
itu dan terlihat aneh orangnya teman segugus MOS, aku hanya berani menatapnya
dari kejahuan dan tak berani menanyakan siapa, dari mana atau Cuma sekedar
menyapa dirinya. Hari itu pun akhirnya berakhir, sampai suatu ketika pembagian
kelas pun dibacakan dan di situlah aku berpisah dengan sesosok itu dan awal
dari segalanya. Di saat yang bersamaan pula aku akhirnya mengetahui siapa
namanya. Ku ingat dalam benakku namanya dan dengan penuh penasaran aku bertekad
ingin menjadi temannya. Dia yang berrambut panjang, berkulit putih dan
berlesung pipi. Seperti biasa aku hanya dapat memandangi dirinya dari
kejahuaan, sampai bertanya pada diri sendiri dapatkah aku berkenalan bahkan
menjadi temannya.
Sampai pada
suatu ketika di hari Minggu aku bersama teman-teman lainnya berangkat dengan
kegembiraan menuju kolam renang yang berdekatan dengan salah satu perguruan
tinggi di Kota Jember. Dan tanpa di duga oleh siapa pun ketika aku pulang dari
kolam renang aku bertemu dengan dia dan temannya. Dalam perjalan suasana sunyi
menyapa kami, aku berusaha untuk dapat ngobrol dengan dia namun yang ku dapat
hanya jawaban dingin dari bibir merahnya bahkan kebisuan. Dari sanalah aku
makin penasaran dengan dia, ketika itu aku berfikir sepertinnya dia enak kalau
di jadikan teman. Dengan modal nekad aku meminta nomor hpnya kepada temannya,
lalu aku menghubunginya dengan menyembunyikan identitas sebenarnya hingga aku
dapat berkenalan dengannya. Namun peristiwa ini tidak berlangsung lama, dengan
suatu kesepakatan dia tidak akan marah dan tetap menjadi teman aku memberitahu
identitasku sebenarnya. Tapi walaupun begitu dia tidak langsung mengetahui aku
siapa, karena salah satu ke anehannya ia tidak hafal nama lengkap teman di
sekelilingnya yang hanya ia tau adalah nama panggilannya. mungkin ini jadi
pelajaran buat aku juga bahwa kita harus mengenal seseorang sedetail mungkin
bukan hanya nama panggilan karena nama panggilan bisa berubah-ubah.
Dari
peristiwa itu berawallah pertemanan di antara aku dan dia. Pertemanan yang
berawal dari keisengan, perasaan penasaran bahkan keistimewaan. Istimewa karena
aku bertemu dan berteman dengannya di luar dugaan dan kejadian yang aneh.
Pertemanan yang berusaha untuk saling membantu dan memotivasi satu sama lain
untuk sukses meraih impian di kemudian hari. Pertemanan yang tulus untuk saling
berbagi satu sama lain. Dia telah mewarnai kehidupanku dengan
pandangan-pandangannya yang bijak dan maju kedepan. Dari dia aku belajar untuk
mau menerima kritikan dan masukan, dari dia pula aku belajar untuk merencanakan
sesuatu yang akan kita kerjakan jauh kedepan. Aku sebetulnya orang yang
tidaklah mudah untuk merubah pola pikir, aku juga bukan orang yang mau terbuka
dalam semua hal kepada seseorang meskipun aku suka mendengarkan seseorang
bercerita kepadaku. Aku dan dia bisa di bilang bersahabat dari media yaitu handphone,
aku bercerita segalanya dengannya lewat hp dan lebih sering sms dari pada
telpon. Kami menghabiskan waktu bercerita lewat tulisan dari bangun tidur
sampai kami tertidur, persahabatan yang indah ketika sebelum suatu kejadian
terjadi di anatara kami. Kejadian yang mungkin selalu di alami oleh pasangan
sahabat. Masalah kecil yang dapat merubah segelanya begitu juga pertemanan yang
telah terjalin di atara kami selama kurang lebih 1 tahun. Masalah itu adalah
gosip yang mengatakan bahwa aku mencintai sahabatku.
Setelah aku
pikir-pikir semua itu tidak benar karena aku nyaman dia menjadi sahabat yang
selalu ada kalau sahabatnya kesusahan tapi gosip itu timbul karena kecerobohan
aku yang tidak sengaja menyimpan smsnya dan keisengan teman-teman lain kepadaku
dengan menyimpulkan sesuatu yanaug tidak benar. Aku dan dia sama-sama tau siapa
orang yang di sukai atau dicintai. Rasanya tidak adil saja bagiku. Aku
kehilangan teman tempat bercerita, aku bahkan dijahui dan diperlakukan
seolah-seolah aku yang mau gosip itu terjadi olehnya, dia bahkan bersikap
dingin, cuek dan bersikap tidak mengenal diriku. Bahkan yang membuat aku sampai
sekarang tidak akan lupa dia sampai-sampai memblokir pertemanan di FB. Jika
pada saat itu aku diberikan kesempatan untuk menjelaskan, aku bukan
mencintainya tapi aku hanya sebatas mengaguminya ada banyak hal yang aku kagumi
dari dirinya dan itu timbul seiring dengan pertemanan yang terjadi. Peristiwa
panjang dan melelahkan ini berlangsung 1 tahun lebih dan peristiwa ini
mengandung banyak pelajaran yang ku dapat dan sakit hati yang entah kapan akan
hilang akibat tingkah laku dan sifat dia berkacamata hitam. Namun aku sadar
itulah pertemanan yang tidak selalu indah, tidak untuk disesali bahkan tidak
akan terulang.
Semua itu
mencair ketika kami duduk di bangku kelas tiga semester 2, walaupun sulit untuk
memaafkan tapi aku mencoba untuk iklas. Dan aku mencoba untuk sadar bahwa tali
silaturami harus dijaga karena dialah aku berani bermimpi, dialah yang merubah
pola pikirku sehingga aku dapat menjadi lebih baik. Akhirnya pertemanan itu
kembali seperti semula di saat pengumuman kelulusan. Rasanya masa putih biru
sangat berwarna karena dia, masa ini akhirnya berakhir indah. Indah karena kami
mendapat kelulusan 100 persen dan indah karena akhirnya aku mendapatkan kembali
pertemanan yang sempat rusak bahkan berangsur-angsur membaik. Aku bersyukur
karena aku di pertemukan dengan dia. dia yang banyak memberikan hal-hal positif
dan peristiwa yang berwarna dan di luar dugaan ku.
Dimana pada
putih biru inilah aku mendapat banyak teman yang pengertian dan sayang
kepadaku. Bersenang-senang bersama dari makan bakso , Kerja Kelompok, Kumpul
Bareng bahkan ngebolang bersama. Semua terasa indah dan bahagia. Di masa inilah
aku menyadari bahwa persahabatan adalah anugerah ilahi. Aku mendapat begitu
banyak Kejutan ketika hari kelahiranku dari Sahabatku . bahkan banyak lagi
peristiwa indah lainnya.
Saat seragam
putih biru kini di tanggalkan kami sibuk mencari almamater baru sebagai tangga
menggapai impian dan cita-cita di Jenjang selanjutnya. Namun komunikasi di
antara aku dan yang lainnya tetap terjaga termasuk dengan dia. Dia yang dulu
berbeda dengan yang sekarang, dulu dia pendiam, aneh dan tidak mengerti tentang
berpakaian sekarang semua itu berubah 100 persen. Aku senang dengan
perubahannya yang positif. Walaupun kami di pisahkan jarak yang jauh namun kami
selalu saling mendukung dan mendoakan satu sama lainnya. Aku mendoakan dia
dimana pun ia semoga selalu bahagia dan dapat mengapai semua mimpinya termasuk
duduk di perguruan tinggi impiannya. Aku menyadari bahwa setiap manusia
mempunyai jalannya sendiri, jalan yang tidak selamanya lurus. Aku bangga
melihatnya masuk di salah satu perguruan tinggi di kota tetengga. Namun yang
aku kagumi dari dia adalah sifat patang menyerahnya sehingga ia mendapatkan
hasil dari itu. dia salah satu orang yang keterima sekolah menengah atas negeri
yang saingannya ribuaan. Bangga dapat mejadi saksi perjalanan hidupnya dan
namun sayang aku tak dapat menghapuskan rasa kagum itu kepada nya. Berbagai
cara aku lakukan untuk tidak kagum bahkan berusaha untuk membencinya namun
hasilnya nol besar. Hanya kebingungan dan tanda tanya besar yang ku dapat,
binggung kenapa dia bersiakap ini dan itu, kenapa dia tidak bisa memprilakukan
aku seperti layaknya temannya kebanyakan, kenapa dia tidak memilih untuk
memarahi dan menegurku atas semua prilaku ku yang berlebihan, atau lebih baik
mungkin agar dia ngblokir pertemanan seperti dulu, kenapa ia selalu hadir di
saat dia mulai terlupakan, kenapa aku mengagumi orang yang sedingin, cuek
bahkan tidak bisa ditebak sepertinya, kenapa dia rela membiarkan aku menunggu
tanpa melihat kegigihan dan jeri payahku, mungkin karena aku tak pantas
bersamanya bahkan hanya untuk menjadi sahabatnya.
Dan itu
memperjelas semua keadaan ini, aku dan dia bagaikan kutub magnet yang
berlawanan dan tidak akan dapat menyatu. Aku akan teteap bertahan dengan semua
keadaan ini, menyerahkan semuanya kepada sang pencipta. Aku tidak akan lagi
berusaha untuk melupakannya karena semakin aku coba untuk melupakannya semakin
kuat juga ia dipikiranku. Aku akan berusaha mencari apa yang sebenarnya hatiku
rasakan dan ku mau. Aku akan belajar sabar dengan semua prilaku mu. Aku akan
berusaha ikhlas menerima hasil akhir cerita ini walaupun besar kemungkinannya
aku yang akan tersakiti setidaknya aku sudah berusaha. Yang pasti aku hanya
ingin melihat orang-orang di sekitarku termasuk dia bahagia dengan atau tanpa
aku.
Aku akan
menunggu semua jawaban itu dengan seiringnya bergulir waktu. Waktu dimana aku
tak tahu apakah kau akan tetap memegang teguh pendirian mu dan apakah kau akan
mengingat ku atau bahkan tidak sama sekali. Waktu dimana aku akan membuktikan
bahwa aku dapat membanggakan semua orang dengan berhasil menyusulmu untuk
meraih kesuksesan. Detik itulah akhir dari batas waktuku menunggu kejelasan
dari cerita ini.
Judul buku : Manufacturing Hope : Bisa !
Penulis : Dahlan Iskan
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2012
Tebal : 278 halaman
Mengubah Pemikiran Gajah di Pelupuk Mata
Manufacturing
Hope 8
Ide-Ide
segar bisa datang dari mana saja. Salah satunya disampaikan oleh Direktur Utama
PT Pupuk Sriwijaya Holding Arifin Tasrif. Saya sangat tertarik dengan ide baru
yang bisa sedikit mengatasi kesulitan gas untuk bahan baku pupuk. Ketika ide
teman-teman Pupuk Sriwijaya ini saya sampaikan dalam pertemuan khusus dengan
Presiden SBY, beliau juga sangat memuji.
Ide ini juga menjadi bukti bahwa
berpikir kreatif lebih penting daripada terus-menerus mengeluh. Selama ini ada
gejala terlalu banyak energi para pimpinan BUMN untuk mengeluh, ngomel, ikut
menghujat. Termasuk soal kekurangan gas untuk bahan baku pabrik pupuk ini.
Sampai-sampai saya pernah sangat
kasihan pada industri pupuk yang harus menutup pabriknya karena kekurangan gas.
Sampai-sampai, sewaktu saya menjabat Dirut PLN, saya menegaskan: biarlah gas-gas
di Sumsel lebih diutamakan untuk pupuk. Padahal, saat itu PLN sendiri sangat
membutuhkan gas.
Tentu, banyak teman PLN yang kurang
setuju. Tetapi, saya punya logika sendiri. PLN masih bisa mencari sumber
listrik dari bahan baku lain. Bahkan, untuk Sumsel, bahan baku itu
melimpah: batubara dan air.
Sedangkan pabrik pupuk Sriwijaya
harus tutup kalau tidak mendapat gas. Memang, PLN tetap memerlukan gas, tetapi
sebenarnya tidak harus sebanyak kapasitas pembangkitnya. Gas untuk PLN harus
hanya untuk lima atau tujuh jam sehari. Yakni untuk jam-jam 16.00 sampai jam
22.00.
Memang, harus ada pemikiran yang
radikal. PLN perlu membuat tangki CNG (compressed natural gas). Agar gas yang
mengalir 24 jam itu jangan dipakai 24 jam, tetapi ditampung dulu dalam satu
tangki. Gas itu harus dimampatkan agar tangkinya tidak terlalu besar. Baru pada
jam yang diperlukan, gas tersebut dipakai.
Katakanlah di satu pulau atau di
satu daerah atau di satu sistem, kebutuhan tetap (dasar) listrik sepanjang hari
sebesar 1.000 MW. Baru pada jam-jam tertentu kebutuhan itu meningkat menjadi
1.200 MW. Sebaiknya, yang 1.000 MW diisi dengan pembangkit bertenaga batubara.
Ditambah dengan geotermal dan air.
Ini sesuai dengan sifat batubara,
geotermal, dan air yang produksinya konstan. Baru pada jam-jam tertentu itu
digunakan gas. Dengan demikian, dalam keadaan negara yang lagi kekurangan gas
seperti sekarang, manajemen gas secara nasional bisa dilakukan dengan tepat.
Bisa jadi, teman-teman PLN tidak
setuju dengan ide seperti ini. Itu wajar karena orang PLN harus membela
perusahaannya lebih dulu. Tetapi, kalau kita sudah berbicara kepentingan
nasional, tidak bisa lagi masing-masing sektor berpikir egoistis. Bisa jadi,
efisien di satu tempat membuat pemborosan yang luar biasa di tempat lain.
Bisa jadi, kepuasan di satu
tempat menimbulkan ketidakpuasan di banyak tempat. Di sini harus ada manajemen
nasional di bidang gas. Ego sektor yang selama ini menjadi salah satu kelemahan
kita bersama harus diatasi.
Tentu, PLN tidak seperti itu. PLN
sudah melahirkan ide CNG sejak 2 tahun lalu. Kini proyek CNG PLN yang pertama
sedang dikerjakan. Semoga segera dibangun proyek serupa, besar-besaran,
di semua daerah. Secara nasional, manajemen gas kita yang lagi sulit akan bisa
lebih baik.
Demikian juga industri. Setiap
industri harus berpikir untuk melakukan manajemen gas. Industri yang hanya
menggunakan gas 12 jam sehari harus melakukan manajemen gas yang berbeda dengan
industri yang menggunakan gas 24 jam.
Industri yang libur di hari Sabtu
dan Minggu harus diperlakukan tidak sama dengan industri yang bekerja 24 jam
dalam 7 hari seminggu. Karena itu, pengadaan receiving terminal gas yang
sebentar lagi selesai sangat cocok untuk melengkapi sistem manajemen gas yang
tepat.
Ide baru perubahan manajemen gas
seperti itulah, yang sedang dirancang teman-teman Pupuk Sriwijaya sekarang ini.
Dulu Pupuk Sriwijaya itu seperti “melihat gajah di pelupuk mata”. Mereka
mengeluh luar biasa karena kekurangan gas sebagai bahan baku pupuk.
Tetapi, mereka lupa bahwa mereka
sendiri ternyata melakukan pemborosan gas yang tidak perlu. Mereka telah
menggunakan gas untuk membangkitkan listrik untuk kepentingan pabriknya. Inilah
yang akan diubah oleh teman-teman Pupuk Sriwijaya. Mereka akan segera membangun
pembangkit listrik tenaga batubara.
Kalau PLTU ini sudah jadi, gas
sebesar 40 juta mscfd bisa dihemat. Bisa dialihkan untuk bahan baku. “Bisa
untuk menghidupkan satu pabrik tersendiri dengan kapasitas 1 juta ton/tahun!”
ujar Arifin Tasrif.
Bahkan, mungkin tidak perlu menunggu
PLTU-nya jadi. Sekarang ini sistem kelistrikan di Sumsel sudah tidak krisis
lagi. Sudah banyak pembangkit baru yang mulai menghasilkan listrik. Termasuk
geotermal Ulubelu sebentar lagi selesai dibangun.
Pabrik-pabrik pupuk yang lain akan
mengikuti logika tersebut. Maka, energi besar yang selama ini
dipergunakan untuk mengeluh terbukti bisa diubah menjadi energi yang
sangat positif. Betapa penting menggunakan kapasitas berpikir untuk
sesuatu yang positif dan kreatif.
Bahkan, PLN atau pabrik pupuk bisa
melakukan pembicaraan swap energy dengan kilang LNG. Baik di Tangguh maupun di
Bontang. Gas yang dipergunakan untuk membangkitkan listrik (untuk mencairkan
gas) di dua terminal LNG tersebut sangat besar. Bisa saja PLN atau siapa pun
membangunkan PLTU batubara di dua lokasi tersebut. Lalu, gas yang dibakar
di situ diminta untuk kepentingan yang lebih strategis. Di Bontang swap gas itu
bisa digunakan untuk pabrik Pupuk Kaltim, sedangkan di Tangguh bisa untuk listrik
Papua.
Ide kreatif juga datang dari PT
Pelni. Direktur Utama Pelni Jussabela menyampaikan kepada saya tentang
ide baru “Kapal 3 in 1?. Ide ini bermula dari menurunnya jumlah penumpang
kapal. Sejak maraknya penerbangan murah 10 tahunan yang lalu, penumpang kapal
Pelni menurun drastis. Tinggal 50 persen. Tentu, Pelni mengalami kerugian
yang sangat besar.?
Padahal, Pelni tidak boleh
menghentikan operasi. Pelni harus tetap mengemban tugas merangkai pulau-pulau
Nusantara. Kalau Pelni tidak beroperasi, tidak ada pilihan bagi masyarakat
golongan bawah yang ingin bepergian. Sekarang saja, kalau ada kapal Pelni yang
dok (diperbaiki), harga-harga barang di suatu daerah terpencil langsung naik
drastis.?
Di samping itu, penumpang Pelni
adalah juga para pedagang kecil yang hanya dengan menggunakan Pelni dia bisa
membawa barang dalam jumlah banyak dengan biaya yang murah. Bahkan, untuk
kilogram tertentu, tidak perlu membayar.
Di saat pesawat semakin ketat dalam
mengontrol berat barang bawaan, Pelni menjadi tumpuan bagi pedagang kecil
antarpulau. Memang, kadang agak keterlaluan. Barang yang dibawa bukan lagi
ratusan kilo, tetapi mendekati ton. Kalau ditegur, bisa memecah kaca terminal.
Inilah yang membuat Pelni kian sulit.
Melihat gejala baru itu, teman-teman
di Pelni bertekad mengubah semua kapalnya menjadi “kapal 3 in 1″. Agar tidak
hanya bisa mengangkut orang. Kapal Pelni juga harus bisa mengangkut barang. Dan
ternak. Artinya, sebagian ruang penumpang yang kini separo kosong itu diubah
untuk bisa dimasuki kontainer. Setidaknya, kontainer-20. Bahkan, mungkin
kontainer yang lebih kecil.
Direksi Pelni sedang mendesain
kontainer mini itu. Sekaligus untuk menambah fleksibilitas. Juga agar
biaya modifikasinya lebih murah. Cukup mengadakan crane yang ukurannya kecil
yang lebih murah.
Untuk itu, Pelni akan bekerja sama
dengan Fakultas Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
(ITS). ITS sudah punya pengalaman meredesain kapal Pelni untuk kepentingan
serupa. Beberapa hari lalu, sebelum matahari terbit, saya melihat kapal yang
sudah dimodifikasi itu di Tanjung Priok.
Sekalian melihat terminal baru
penumpang Pelni di situ. Terminal baru yang dibangun Pelindo II ini” berselera
tinggi. Tidak kalah dengan bandara sekelas Juanda Surabaya. Desainnya
futuristik. Ruang tunggunya mengejutkan. Apalagi kalau pohon-pohon yang saya
minta ditanam banyak-banyak di situ sudah besar nanti. Penumpang kapal Pelni
tidak akan merasa rendah diri daripada penumpang pesawat terbang.
Saya juga sudah menyampaikan ide
kreatif seperti ini kepada Presiden SBY. Beliau sangat menghargai bahkan
berharap bisa ikut mengatasi kesulitan sistem logistik nasional. Terutama untuk
daerah-daerah yang belum berkembang.
Jawa, misalnya, memerlukan daging
sapi yang luar biasa besar. Tetapi, kiriman sapi dari Indonesia Timur
sangat mahal. Sebab, tidak ada kapal khusus angkutan sapi. Kapal khusus sapi
harus besar. Padahal, sapi yang akan diangkut, meskipun banyak, tersebar
di daerah-daerah kecil. Tidak mungkin kapal khusus bisa melayaninya.
Dengan kapal Pelni “3 in 1″, lima
atau enam ekor sapi dari satu daerah sudah bisa diangkut ke Jawa dengan ongkos
yang murah. Presiden berharap ide kreatif ini bisa mendorong masyarakat
di Indonesia Timur lebih semangat menernakkan sapi. Bisa menjual sapi dengan
mudah dengan harga yang baik.
Tentu, penumpang Pelni tidak perlu
merasa “kok disatukan dengan sapi”. Bukankah penumpang pesawat juga tidak
merasa disatukan dengan jenazah ketika pesawat itu sedang mengangkut jenazah?
Tentu, sapi-sapi itu tidak akan dimasukkan ke peti mati, tetapi akan dimasukkan
dalam kontainer. Yakni kontainer khusus yang kini lagi dipikirkan desainnya.
Satu sapi satu kontainer. Dengan demikian, sapi di pelabuhan sudah dikemas
dalam kontainer. Tidak akan ada pemandangan sapi gila yang mengamuk karena tidak
mau digiring ke kapal.
Ide ini sekaligus untuk mengatasi
ketidakseimbangan angkutan barang antarwilayah Indonesia. Kapal-kapal Pelni
yang menuju Indonesia Timur itu selalu penuh barang kalau meninggalkan Jakarta
atau Surabaya. Tetapi, ketika kembali ke Jawa, tidak banyak barang yang
diangkut. Sayang sekali kalau kapal itu kosong.
Dengan angkutan barang dan ternak
ini, kapal Pelni yang kembali ke Jawa bisa penuh muatan. Dengan demikian,
pendapatan Pelni bisa lebih baik. “Bisa naik 300 persen,” ujar Jussabela.
Kreativitas seperti itu akan terus
didorong di semua BUMN. Agar bisa menggantikan sikap hanya bisa mengeluh atau
cengeng.
Dahlan Iskan
Menteri BUMN
Buku ini sangat menarik
karena buku ini memberikan
pencerahan dan harapan baru bagi pembaca sehingga dapat memberikan motivasi, Isinya juga kocak
dan menggelikan sehingga pembaca dapat terhibur, walaupun begitu banyak
pelajaran yang bisa di dapat, serta
bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dipahami.